ora cucul orangebul

Thursday, September 19, 2013


AK-47, senapan pencabut nyawa terlaris sejagat
Sejarah manusia tidak terlepas dari perang. Hal itu terjadi karena mereka dibutakan ambisi. Tetapi buat sebagian orang, saling bunuh menjadi berkah. Hal itulah yang mendasari Uni Soviet 66 tahun lalu membuat senapan serbu laris dipakai hingga hari ini.
Di akhir Perang Dunia II, Uni Soviet mulai membuat senapan serbu paling legendaris, AK-47. AK adalah singkatan dari Avtomat Kalashnikova atau biasa disingkat Kalash. Pembuatnya adalah Mikhail Kalashnikov. Pemerintah Soviet menginginkan agar mereka memiliki sebuah senapan serbu dengan syarat ongkos produksinya murah, mudah digunakan, dan kuat. Sayembara pun digelar, dilansir dari situs www.world.guns.ru, Kamis (5/7).
Kalashnikov sangat terpengaruh oleh keandalan senapan serbu otomatis pasukan Nazi Jerman saat Perang Dunia II, Sturmgewehr 44. Dengan modal itu, serdadu infanteri Negeri Panser menghancurkan perlawanan Tentara Merah Soviet. Tanpa buang waktu, dia mulai merancang senapan dengan ukuran kaliber 7.62x39mm dengan sistem pengoperasian gas dan selongsong berputar. Dia pun menggabungkan beberapa elemen unggul dari berbagai senapan lain masa itu, yakni bagian carbine mirip M1 Garand asal Amerika Serikat, mekanisme pengaman dari Remington Model 8, serta sistem kamar peluru dan gas dari Sturmgewehr 44.
Desain itu Kalashnikov serahkan kepada pabrik senjata IzhMash. Setelah beberapa kali uji coba dan dilakukan penyempurnaan akhirnya senapan impian Soviet yang tangguh digunakan di kondisi berlumpur, basah, dan musim dingin hadir. AK-47 pun mulai diproduksi massal. Para penggunanya saat itu kebanyakan adalah negara anggota Pakta Warsawa dan negara lain yang mendekat kepada blok kiri saat itu, termasuk Indonesia.
Sementara itu, di belahan bumi lain, Amerika Serikat tidak mau ketinggalan membuat senjata andalan baru. Mereka menghadirkan M-16. Kedua senapan ini pun pernah saling berhadapan di berbagai medan tempur, utamanya setelah Perang Dunia II sampai sekarang.
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh AK-47 ketimbang rivalnya M-16. Soal ketepatan, daya tembus, dan energi tumbukan terhadap sasaran senapan Soviet itu jagonya. Tetapi dari segi berat, kecepatan peluru, dan jumlah peluru yang ditembakkan tiap menit M-16 lebih unggul.
Lantaran unggul dari banyak sisi, beberapa negara lain pun mencontek basis desain AK-47 buat mengembangkan senapan versi mereka. Beberapa senapan serbu itu antara lain Galil buatan Israel, Senapan Rk 62/76 dan Rk95 Tp buatan Finlandia, INSAS asal India, QBZ-95 dan Zastava M76 serta M77/82 buatan Yugoslavia, serta Norinco tipe 86S buatan China.
Seiring waktu berjalan, modifikasi pun dilakukan demi menyempurnakan performa AK-47. Selongsong senapan itu mulai dibuat dari bahan lebih ringan. Furnitur kayu sebagai popor dan genggaman di bawah laras mulai diganti dengan bahan polyurethane, lebih ringan dan kuat. Desainnya pun mulai disesuaikan dengan ergonomi tubuh. Biar lebih nyaman dipakai. Kamar peluru dan magasin pun mengalami ubahan agar lontaran peluru lebih cepat dan memuat lebih banyak selongsong.
Selain menjadi senapan serbu, basis AK-47 digunakan sebagai model dasar senapan runduk atau penembak jitu Rusia, VSK-94 dan SVD Dragunov.
Soal harga, kedua senapan itu memiliki perbedaan cukup jauh. AK-47 model standar bisa ditebus dengan harga satuan USD 160 setara Rp 1,4 juta. Sementara buat menebus satu buah M-16 paket komplit temasuk lensa pembidik dan asesoris lainnya, Anda harus merogoh kocek USD 1446 atau senilai Rp 13.5 juta.
Maka tidak heran jika AK-47 digemari berbagai militer di banyak negara. Sejak masuk jalur produksi pada 1947, sudah lebih dari 75 juta jenis standar dan 100 juta tipe ubahan terjual. Sementara M-16 hanya diserap delapan juta pemakai. Benar-benar laris, sebanding dengan jumlah nyawa melayang tertembus lontaran peluru dari larasnya.

No comments:

Post a Comment